Menjelajahi 7 Wisata Sejarah Di Banda Aceh
Menjelajahi 7 Wisata Sejarah Di Banda Aceh
AdeevaTravel - Kota Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi dari Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia dulunya merupakan lima kerajaan Islam terbesar di dunia yang banyak menyimpan banyak sekali situs peninggalan sejarah dari banyak sekali masa. Mulai dari masa kesultanan, kolonial Belanda, Masa bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Masa konplik hingga masa tsunami. Berbagai situs wisata sejarah tersebut antara lain Masjid Baiturrahman, Komplek Taman Ghairah, Museum Sejarah Aceh, Museum Tsunami dan banyak sekali macam situs peninggalan sejarah lainnya yang terdapat di banyak sekali sudut kota Islam tertua di Asia Tenggara ini.
Dengan latar belakang sejarah yang beraneka ragam ini, Ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini memperlihatkan Wisata Sejarah yang menarik untuk Anda jelajahi. Berikut 7 Wisata Sejarah Di Banda Aceh yang wajib Anda jelajahi ketika berlibur ke Banda Aceh.
1. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman yaitu simbol utama Kota Banda Aceh yang terletak di sebelah selatan Sungai Kreung Aceh. Masjid dengan menara setinggi 75 meter dengan 7 kubah ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1612 masehi.
Dengan gaya arsitektur yang indah dan megah yang menyerupai dengan Taj Mahal di India ini menjadi titil sentra dari segala acara di Aceh Darussalam. Sebagai daerah bersejarah yang mempunyai nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek Wisata Religi yang bisa membuat Anda berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya.
Masjid Raya Baiturrahman juga merupakan salah satu Masjid Terindah di Indonesia yang mempunyai arsitektur yang sangat indah dan memukau. Dengan gesekan yang sangat menarik, halaman yang luas dan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turki Utsmani, Anda akan mencicipi kesegaran jiwa dan hati apabila berada di dalam masjid ini.
2. Museum Negeri Aceh
Museum Negeri Aceh yaitu obyek wisata yang patut dikunjungi sebab menyimpan kebudayaan “Tanah Rencong” pada masa lalu. Museum ini berbentuk sebuah rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) dan mempunyai halaman yang hijau yang luas. Terletak di Jalan Sultan Alaidin Mahmud Syah.
Di dalam museum ini terdapat barang-barang kuno menyerupai keramik, persenjataan serta benda-benda budaya lainnya menyerupai pakaian adat, perhiasan, kaligrafi, alat rumah tangga dan masih banyak lagi.
Lebih lagi juga terdapat sebuah lonceng besar yang diberi nama “Lonceng Cakra Donya”, sebuah lonceng hadiah dari Maharaja China untuk Kerajaan Pasai yang diantar oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1414. Lonceng ini juga menjadi salah satu bukti kejayaan Kerjaan Aceh pada masa lalu.
3. Benteng Indra Patra
Benteng Indra Patra ini menjadi salah satu bukti sejarah sebagai daerah pertahanan masyarakat kerajaan Lamuri dari serangan Portugis. Terletak di erat pelabuhan Krueng Raya berhadapan pribadi dengan Selat Malaka.
Benteng ini berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 70 meter persegi, dengan tinggi 4 meter dan berdinding kokoh dengan ketebalan sekitar 2 meter. Dengan bentuk yang unik di dalamnya terdapat bebatuan berbentuk lorong kecil yang terbuat dari beton kapur. Benteng ini merupakan situs penting bagi masyarakat Aceh. Terdapat kisah perlawanan, pemberontakan, intrik dan kepahlawanan orang dibalik sejarah benteng ini.
4. Kerkhoff
Kerkhoff yaitu sebuah komplek kuburan serdadu Belanda yang gugur dalam peperangan melawan rakyat Aceh. Komplek makam yang cukup luas ini berlokasi di Jalan Teuku Umar, disamping Blang Padang, Banda Aceh.
Kerkhoff dibangun pada tahun 1880 dan di dalam komplek ini terdapat kurang lebih 2.200 kuburan serdadu Belanda yang dimakamkan Jenderal JHR Kohler yang gugur ditembak oleh pasukan Aceh di depan Masjid Raya Baiturrahman.
Selain itu pengunjung juga bisa mengetahui kisah-kisah perihal prajurit semasa hidupnya yang diceritakan sekilas pada kerikil nisan. Kuburan-kuburan ini seolah bercerita kepada pengunjung perihal bagaimana “penghuninya” semasa hidup.
5. Komplek Taman Ghairah
Taman putroe phang (putri pahang) atau Taman Ghairah ialah taman yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya. Taman ini bersama-sama seruan dari sang permaisuri biar permaisuri tidak kesepian ketika sultan melakukan kewajibannya sebagai pemimpin, sebab sultan sangat menyayangi putri pahang yang tidak lain ialah sang permaisuri yang barasal dari kerajaan pahang, kemudian sultan pun membangun Taman Putro phang yang hingga ketika ini masih berdiri sebagai icon penting tanah rencong. Didalam lingkungan istana pun terdapat sebuah taman yang luas, yang disebut taman ghairah, Ditaman ini pun terdapat sebuah gerbang berbentuk kubah yang diisebut pinto khop, yaitu gerbang yang menghubungkan taman putroe phang dengan istana, Pinto Khop ini mempunyai sesuatu ciri khas yang unik yaitu arsitektur pintunya mempunyai ornamen bermotif sulur dan penggalan atasnya berbentuk menyerupai mahkota. Disana pun terdapat gunongan, yaitu daerah permaisuri mengeringkan rambut sehabis simpulan berendam.
Namun sayang, icon kota yang merupakan bukti faktual bahwa adanya kesultanan diaceh ini pun kurang diminati banyak orang, pasalnya orang orang lebih meminati daerah tempat yang lebih menghibur, bukan daerah tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.
Namun sayang, icon kota yang merupakan bukti faktual bahwa adanya kesultanan diaceh ini pun kurang diminati banyak orang, pasalnya orang orang lebih meminati daerah tempat yang lebih menghibur, bukan daerah tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.
6. Makam Sultan Iskandar Muda
Makam Sultan Iskandar Muda - Bagi masyarakat Aceh tentunya sudah kenal dengan Sultan Iskandar Muda? Sultan yang pintar dan bijaksana ini merupakan tokoh yang sangat penting dalam masa kesultanan Aceh dan bahkan dia merupakan sultan terbesar dalam sepanjang sejarah kesultanan Aceh yang di pimpinnya pada tahun 1607 hingga tahun 1636.
Makam Sultan Iskandar Muda kini sanggup ditemukan di dalam komplek baperis, kelurahan peuniti, kecamatan baiturrahman, banda Aceh. Untuk menuju lokasi wisata sejarah makam Sultan Iskandar Muda ini cukuplah gampang, walau tidak ada angkutan umum atau biasa masyarakat Aceh menyebutnya labi labi yang melintas ke jalan ini, namun pengunjung bisa naik labi labi untuk lebih mendekati lokasi ini.
Makam dia sangat terawat dan bersih, terdapat pagar pembatas yang mengelilingi makam Sultan Iskandar Muda ini serta ditambah atap yang mempunyai tingkat tiga menambah kesan makam ini sangat megah. Ukiran gesekan kaligrafi yang terdapat sepanjang sisi makam menambah kesan islami yang pernah berjaya pada masa kepemimpinannya.
Di luar pagar makam tepatnya disamping makam terdapat pohon besar yang rindang, membuat suasana sekitar tetap sejuk walau cuaca sedang panas. Di bawah pohon terdapat pula meriam yang diletakkan menghadap ke arah depan susukan makam, menambah kesan betapa hebatnya Sultan Iskandar Muda ini dalam masa kepemimpinannya.
Di depan pintu masuk makam terdapat tugu yang menceritakan kisah singkat perihal makam Sultan Iskandar Muda sebagai hero nasional dan dari lapangannya yang sudah di beri keramik ini terlihat terang nama Sultan Iskandar Muda pada tugu di sebelah kanan bangunan.
Kebanyakkan dari wisatawan yang berkunjung ketempat ini bertujuan untuk berziarah untuk mengenang seorang tokoh besar baik dalam bidang agama ataupun hero di kota yang mempunyai julukkan serambi mekah ini. Tak hanya berziarah, tentunya mereka juga mengirimkan doa kepada sang Sultan.
7. Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh yaitu sebuah museum yang terletak di kota Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk peristiwa gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia pada tahun 2004 yang sekaligus sebagai daerah Pusat Pensdidikan dan daerah sumbangan darurat jikalau Bencana Tsunami terjadi kembali.
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk membuat kembali suasana dan kepanikan ketika tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang menyerupai rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari peristiwa ini
Nah itulah Tujuh Wisata Sejarah Banda Aceh yang patut dijelajahi bila Anda berlibur ke kota Banda Aceh. Semoga artikel ini menjadi acuan yang menarik untuk memilih liburan Anda yang akan datang.
0 Response to "Menjelajahi 7 Wisata Sejarah Di Banda Aceh"
Posting Komentar